Senin, 29 November 2010

Kerangka Karangan (Outline)

Pengertian
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Kerangka karangan menjamin suatu penyusun yang logis dan teratur, serta penulis dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan.
Secara garis besar kerangka karangan dapat diungkapkan dalam 3 pokok yaitu :
- rencana garis besar
- karangan berdasarkan tingkat kepentingannya;
- Pokok-pokok yang akan dibicarakan;
- Pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan
Manfaat kerangka karangan
a.Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah

b.Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.

c.Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan menggunakan rincian-rincian dari kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah mencari data-data untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
e. Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topik dua kali atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik. Selain membuang waktu, tenaga dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik akan diuraikan, sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsur-unsur tambahannya saja.
Penyusunan kerangka karangan
a. merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
b. atau mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian dari tesis atau pengungkapan maksud.
c. mengadakan evaluasi semua topik bawahan yang telah tercatat pada langkah kedua di atas
d. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e. menentukan sebuah pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut semua rincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.
Pola susunan kerangka karangan :
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
1)berdasar urutan ruang
contoh :
Topik: Tanah longsor
Tujuan: Untuk mengetahui lokasi tanah lonsor.
Tema: Beberapa lokasi tanah longsor di dunia
2) berdasar urutan waktu
contoh :
Topik: masyarakat
Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema: Perkembangan masyarakat dari jaman ke jaman.
3) berdasar urutan topik yang ada
contoh :
Topik: Penyakit
Tujuan: Untuk mengetahui berbagai penyakit di Indonesia
Tema: Berbagai penyakit di Indonesia
b.Pola Logis
Unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( Merapi Meletus )
ð Dampak Merapi
ð Keresahan masyarakat
ð Banyaknya penyakit yang bermunculan
ð Tempat tinggal sementara untuk para korban
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
Contoh : Topik ( Penyebab anak mudah terserang penyakit)
ð Aktivitas anak
ð Pola hidup sehat
ð Lingkungan tempat tinggal anak dan lingkungan bermain
c. Pemecahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
ð Apa itu virusH1N1
ð Bahaya virus H1N1
ð Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
ð Para pangguna internet
ð Manfaat internet
· Media informasi
· Bisnis
· Jaringan ocial
ð Dan lain – lain
e. familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
Contoh : Topik (Teknologi Komputer)
- Definisi komputer
- Manfaat komputer
- Jenis-jenis hardware dan software
- Aplikasi terbaru
f. akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Contoh : Topik (Bantuan untuk korban merapi lebih kepada penyediaan obat-obatan)
Topik tersebut akan mengundang pembaca menyetujui gagasan tersebt atau tidak.
Macam – macam kerangka karangan
a. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal, cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal, terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
b. Berdasarkan Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
Syarat Kerangka Karangan yang baik:
a. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang akan dicapai dengan topik itu. Dari topik dan tujuan itu tersusun tema yang jelas
b. Dalam tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit itu harus dirinci
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tegambar dengan jelas
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Karangan
http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar