Rabu, 20 Oktober 2010

KALIMAT EFEKTIF

1.PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Sebenarnya yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
2.SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Adapun syarat yang harus dipenuhinya yaitu:
2.1. Keterpaduan
2.1.1 Pengertian
adanya hubungan timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat tersebut. Keterpaduan dalam kalimat akan rusak karena salah menempatkan kata depan (tentang, mengenai, akan). Kepaduan juga akan rusak karena salah menempatkan kata keterangan aspek (sudah, telah, akan) atau keterangan modalitas (harus, boleh, ingin) pada kalimat pasif.
2.1.3 Penyebab Ketidakpaduan
Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila terdapat:
a. kata ganti yang salah
tidak efektif: Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
efektif : Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima
kasih.
b. kata depan yang tidak tepat
tidak efektif: Pengajar itu menbicarakan tentang pelajaran yang akan dia bahas.
efektif : Pengarang itu menbicaraka pelajaran yang akan dia bahas
c. kata penghubung yang tidak jelas
tidak efektif: Vely mengotori kaca jendela itu; ia member-
sihkannya.
efektif : Vely mengotori kaca jendela itu kemudian ia
membersihkannya.
2.2 keparalelan
2.2.1 Pengertian
keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:
- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
2.3Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a) Mengulang subjek kalimat
b) Hiponim dihindarkan
c) Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
2.4.penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
2.5 Variasi
Variasi itu mengandung keanekaragaman bahasa. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu :
a) Variasi sinonim kata
Pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bunga seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b) Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang,.
c) Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Ayah membaca Koran di teras.
d) Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Masih ada sangkut paut dengan penekanan dalam kalimat
Sumber Referensi:
http://mocoe.wordpress.com/2009/05/26/kalimat-yang-efektif/
http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-kalimat-efektif.html
http://namakuaku.wordpress.com/2008/11/15/kalimat-yang-baik-dan-benar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar